
SUARA UTAMA NEWS– KETAPANG, Dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di tingkat konsumen, Perum BULOG kembali menerima penugasan dari Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk melaksanakan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) selama periode Juli hingga Desember 2025.
Penugasan ini tertuang dalam Surat Kepala Bapanas Nomor 173/TS.02.02/K/7/2025 tertanggal 8 Juli 2025, dengan target penyaluran sebesar 1.318.826.629 kilogram (1,3 juta ton) beras dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ke seluruh wilayah Indonesia.
Program SPHP menjadi salah satu instrumen strategis pemerintah untuk mengendalikan harga beras yang saat ini mengalami tren kenaikan.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan per 9 Juli 2025, harga rata-rata beras medium telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai Peraturan Bapanas Nomor 5 Tahun 2024.

Di bulan Juli ini, Pemerintah kembali menyalurkan bantuan sosial (bansos) beras 20 kg (10 kg) untuk periode Juni-Juli 2025.
Bantuan ini diberikan sekaligus untuk dua bulan guna meringankan beban masyarakat terdampak ekonomi.
Program ini diharapkan dapat menjaga stabilitas pangan sekaligus memperkuat daya beli keluarga penerima manfaat (KPM).
Selain itu, penyaluran dilakukan secara bertahap di seluruh Indonesia agar distribusi berjalan efisien dan tepat sasaran.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui cara mengecek status penerima dan jadwal pengambilan bansos beras tersebut.
Bansos beras ini merupakan bagian dari program stimulus ekonomi pemerintah. Pada Juni dan Juli 2025, setiap KPM berhak menerima total 20 kg beras yang disalurkan sekaligus dalam satu tahap.
Sebagai informasi tambahan, pemerintah menargetkan penyaluran mencapai 18,3 juta keluarga penerima.
Bantuan ini difokuskan pada daerah dengan harga beras tinggi dan wilayah yang paling membutuhkan seperti Indonesia Timur.
Tujuan utamanya adalah menjaga stabilitas harga beras agar tetap terjangkau, di sisi lain membantu keluarga rentan memenuhi kebutuhan pangan pokok mereka.