
SUARA UTAMA NEWS – KETAPANG, Setelah meraih kemenagan karna sudah menjalankan Ibadah Puasa selama 1 bulan penuh di bulan Suci Ramadhan, dan kembali menjadi fitrah dengan melaksanakan sholat Idul Fitri.
Kita sebagai Umat Islam dapat mengerjakan puasa sunnah di bulan Syawal setelah merayakan Idul Fitri.
Puasa Syawal adalah salah satu amalan sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam setelah Hari Raya Lebaran 1 Syawal.
Puasa ini dapat dikerjakan mulai tanggal 2 Syawal atau hari kedua setelah lebaran sampai dengan akhir bulan Syawal.
Oleh karena puasa syawal termasuk amalan sunnah, maka muslim tidak diwajibkan untuk melaksanakannya bahkan hingga sebulan penuh layaknya puasa Ramadhan.
Namun demikian Allah menjanjikan ganjaran seperti berpuasa setahun penuh bagi mereka yang menjalankannya, seperti dalam hadis berikut.
“Rasulullah bersabda dalam hadis mengenai puasa Syawal, yakni “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim).
keutamaan puasa Syawal begitu besar, untuk itu Merujuk hadis tersebut, puasa Syawal dikerjakan enam hari, sejak tanggal 2 Syawal.
Alasan dilakukannya puasa Syawal sejak tanggal 2 Syawal karena pada saat 1 Syawal atau Idul Fitri adalah waktu yang diharamkan untuk berpuasa.
puasa Syawal dianjurkan dilaksanakan selama enam hari secara berturut-turut. Jadi, jika kamu berpuasa sejak tanggal 2 Syawal maka akan berakhir pada 7 Syawal.
Namun beberapa ulama membolehkan puasa Syawal tidak harus berturut-turut dan boleh di laksanakan luar tanggal 2-7 Syawal.
Meski kita laksanakan di luar tanggal tersebut namun dalam artian tetap pada bulan syawal dan tidak secara berurutan, tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seperti pahala puasa wajib setahun penuh. Bagi yang melaksanakan nya.
Bahkan orang yang mengqadha puasanya di bulan Syawal tetap akan mendapatkan keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunnah Syawal, seperti yang disampaikan Syekh Ibrahim Al-Baijuri berikut.
Artinya: “Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan-seperti diingatkan sebagian ulama muta’akhirin-.
Namun yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunnah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qada atau puasa nadzar (di bulan Syawal),” (Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).
‘Syekh Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj berpendapat jika puasa Syawal tidak harus dilakukan berturut-turut, dengan memilih enam hari sesuai kenyamanan dan kesempatan dalam bulan Syawal.
Oleh karena itu, seseorang diperbolehkan melakukan puasa Syawal, misalnya setiap hari Senin dan Kamis, melewati tanggal 13, 14, 15 dan seterusnya selama masih di bulan Syawal.
Berbeda dengan puasa wajib, membaca niat puasa Syawal bisa dilakukan di pagi hari sampai sebelum Dzuhur sepanjang belum makan dan minum.
atau melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, terhitung sejak terbit fajar pada hari berpuasa itu.
Jika kita melihat Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang di terbitkan oleh Kementerian Agama, Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah tahun ini jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
Maka untuk puasa Syawal 1446 H hari pertama bisa dilakukan setelah tanggal tersebut, yaitu mulai 2 Syawal 1446 H atau di hari Selasa, tepat nya padan 1 April 2025.