
SUARA UTAMA NEWS – KETAPANG, Bupati Ketapang, (Alexander Wilyo S. STP. M. Si) bergelar Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua.
menghadiri acara ritual adat Meruba, pada rabu(25/06/2025) di Laman Sengkuang, Desa Benua Krio, Kecamatan Hulu Sungai, Kabupaten Ketapang.
Meruba adalah ritual adat mencuci pusaka-pusaka Raja Hulu Aik, yang dalam bahasa daerah Krionya: “Ngase Minyak Nganti Ompitin Pusaka Bosi Koliking Tungkat Rakyat”.
sebelum ritual adat Meruba, pada malam Selasa (24/6/2025), acara diawali dengan penyerahan tuak, lauk buat gawe, pembukaan Maruba, dan menari tuha muda begamal betabuh 5 lobuh.

Kedatangan Bupati Ketapang, yang sekaligus sebagai Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, disambut secara adat melalui prosesi Tijak Tanah dan Tepung Tawar, yang dipimpin oleh para Domong Mantir Laman Sembilan Domong Sepuluh.
Pada tanggal 25 Juni pagi, ritual adat Meruba diawali kegiatan beramu (mencari bahan-bahan untuk ritual Meruba ke hutan), Tarian Tijak Tanah Ncuruk Kampung. Setiba beramu dialnjutkan dengan ritual babiso hibuk dan ikat golakng tongang.

Setelah itu, masuklah ke acara inti Meruba, yakni Ngase Minyak Nganti Ompitin Pusaka Bosi Koliking Tungkat Rakyat, yang artinya mencuci pusaka-pusaka Raja Hulu Aik.
Pada ritual mencuci pusaka-pusaka Raja Hulu Aik ini, Raja Singa Bansa, Raja Hulu Aik ke-51 beserta pemimpin ritual Meruba serta beberapa tamu kehormatan Raja, termasuk Patih Jaga Pati, yang juga Bupati Ketapang memasuki ruang pusaka Raja Hulu Aik, sebuah ruangan tempat menyimpan pusaka-pusaka Raja Hulu Aik.
Sebelum masuk ke ruang situs, Raja Singa Bansa, memimpin ritual, dan Patih Jaga Pati terlebih dahulu menari adat di ruangan khusus di dekat ruang situs.
Setelah menari adat, Raja pun langsung memasuk ruang situs untuk membuka peti pusaka, sekalifus mencuci pusaka Raja Hulu Aik Bosi Koling Tungkat Rakyat.