
SUARA UTAMA NEWS – KETAPANG, Robo-robo adalah tradisi masyarakat Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, yang dirayakan setiap hari Rabu terakhir bulan Safar dalam kalender Hijriah.
Tradisi ini merupakan upacara tolak bala dan ungkapan rasa syukur atas hasil alam yang melimpah, serta bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.
Demi Menjaga tradisi dan Budaya ini, Bupati Ketapang Alexander Wilyo, S.STP.,M.Si menghadiri Acara Robo’-Robo dan Mandi Safar 1447H, pada Rabu (20/08/2025) di Penambang Kelurahan Kauman Kecamatan Benua Kayong Ketapang.
Kedatangan Bupati Ketapang disambut dengan tradisi Melayu, tabuhan gendang tar hadrah dan silat kutemare.
Kegiatan yang digelar Persatuan Lawang Kekayon (PLK) Ketapang ini merupakan agenda rutin di Bulan Safar kalender hijriah sekaligus dalam rangka suasana kemerdekaan Republik Indonesia Ke-80 tahun 2025.
Bupati dalam sambutannya berharap agar tahun depan acara robo’-robo’ diadakan lebih baik lagi dengan mengudang masyarakat lebih banyak.
Oleh karena itu, Bupati minta agar Dinas Periwisata dan Kebudayaan Ketapang menjadikan robo’-robo’ di Kauman ini menjadi agenda tahunan.
“Saya kalau sifatnya budaya daerah apapun suka. Sebab itu, saya hadir mengajak kita semua untuk merawat, melestarikan, mengembangkan bahkan mewarisi budaya-budaya tradisi supaya dikenal, dicintai juga anak cucu kita,” ujar Bupati.
Lebih lanjut menurut Bupati, budaya merupakan jati diri dan identitas sekaligus harga diri kita.
“Maka saya menegaskan juga berkomitmen bahwa saya menjadi Bupati adalah mukjizat tuhan, bukan karena hebat, pintar dan banyak duit,
” ini semua merupakan amanah masyarakat, karena itu jabatan ini akan saya pakai untuk berbuat baik dan adil bagi seluruh suku dan agama yang ada di Kabupaten Ketapang ini,” tegas Bupati.
Selain itu Bupati juga mengajak bersama-sama bersatu kembali, dan memikirkan bagaimana membangun Ketapang yang lebih baik.
“Saya juga mengajak kita bersama bergotong royong membangun daerah yang kita cintai ini, supaya Ketapang yang memiliki nama besar bisa diangkat kembali.
“kita angkat Marwah Ketapang tanah kayong ini bersama-sama. Ketapang ini rumah besar kita semua, harus kita rawat dan jaga bersama serta kita bangun bersama-sama,” tegasnya.
Disela sambutan nya, Bupati dak lupa membacakan sebuah pantun yang menggugah semangat Gotong Royong
“Pokok Srikaye Belakang Istane.
Tempat Prajurit Menjemur Baju.
Melalui Adat Budaye Yang Terlaksane.
Semoge Dapat Meningkatkan Nilai-nilai Gotong Royong Untuk Pembangunan Yang Berkeadilan Demi Ketapang Maju,” pungkas Bupati.

Selanjutnya Bupati Ketapang didampingi istri yang juga Tim Penggerak PKK Ketapang mengikuti jamuan makan ketupat colet bersama-sama tamu undangan lainnya.
Rangkaian acara ini diakhiri dengan mandi safar, dilakukan dengan memandikan air yang sudah dido’akan kepada anak-anak yang dipilih oleh panitia.
Mandi Safar adalah tradisi mandi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Melayu, khususnya di daerah pesisir, pada hari Rabu terakhir bulan Safar dalam kalender Hijriah. Tradisi ini merupakan bentuk syukur dan doa agar terhindar dari bala atau musibah, serta membersihkan diri secara lahir dan batin.